Skoliosis: Bagaimana Mengenali, Mencegah dan Mengobati
Skoliosis adalah keadaan tulang belakang yang melengkung ke samping, membentuk huruf S atau C. Sejatinya, kelainan tulang belakang pada kondisi tersebut dapat terjadi dalam tiga dimensi: miring ke kanan maupun ke kiri, kelengkungan tulang belakang dada yang berkurang (hipokifosis torakal), kelengkungan tulang belakang pinggang yang berkurang (hipokifosis lumbal), dan masalah perputaran tulang belakang. Penyakit ini seringkali muncul di masa anak-anak maupun usia remaja.
BAGAIMANA GEJALA SKOLIOSIS?
Gejala skoliosis berbeda-beda bergantung pada tingkat keparahan kondisinya. Gejala yang timbul adalah:
- Tubuh condong ke satu sisi
- Tinggi kedua bahu tidak sejajar
- Salah satu tulang belikat terlihat lebih menonjol
- Bentuk pinggang tidak simetris, satu sisi lebih tinggi dari yang lainnya
- Lengkungan tulang belakang yang parah dapat membuat punggung terasa tidak nyaman
- Tulang belakang yang berputar membuat iga terlihat menonjol saat dibandingkan dengan sisi lainnya.
Selain gejala yang terlihat, keluhan skoliosis lain yang juga muncul adalah:
- Nyeri punggung bawah
- Punggung kaku
- Nyeri dan mati rasa di kaki (karena saraf terjepit tulang belakang)
- Kelelahan akibat teregangnya otot punggung secara berlebihan
TULANG BELAKANG TERLIHAT MELENGKUNG, PERLUKAH KE DOKTER?
Ketika menyadari tampilan tulang belakang yang melengkung, meski baru terlihat sedikit, segera konsultasikan ke dokter. Skoliosis adalah masalah yang paling sering muncul saat anak-anak berusia 10-15 tahun, ketika terjadi pertumbuhan tulang dengan kecepatan maksimal (Growth spurt).
Skoliosis yang tidak terdeteksi pada masa remaja dapat berlanjut hingga dewasa sehingga deteksi sejak dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Sebab jika tidak,skoliosis secara perlahan dapat bertambah buruk meski pasien tidak merasakan keluhan apapun dan jatuh ke komplikasi berupa gangguan pernapasan.
BAGAIMANA DIAGNOSISNYA?
Hal pertama yang dokter lakukan untuk mendiagnosis skoliosis adalah menanyakan gejala yang pasien rasakan sampai penyakit yang pernah dialami.
Pemeriksaan utama yang dilakukan adalah pemeriksaan tulang belakang. Dokter akan meminta Anda untuk membungkuk untuk menilai apakah punggung tidak simetris dengan salah satu sisi yang lebih menonjol akibat (gambar 1).
Dokter juga akan mengukur derajat putaran tulang belakang dan derajat kemiringan panggul serta memeriksa kesegarisan tulang, bentuk kaki, dan perbedaan panjang tungkai.
Gambar 1. Pemeriksaan Skoliosis
Jika ditemukan bentuk tulang belakang dan punggung yang tidak normal, dokter akan meminta Anda melakukan foto rontgen punggung untuk menilai penyebabnya dan berapa derajatnya.
Jika diperlukan, pemeriksaan pencitraan magnetic resonance imaging (MRI) dapat diminta untuk menilai penyebab lain yang dapat menyebabkan tulang belakang anda melengkung, contohnya tumor.
APA SAJA PENYEBABNYA
- Skoliosis Idiopatik
Skoliosis idiopatik terjadi tanpa penyebab yang jelas. Kondisi ini merupakan kasus terbanyak. Delapan puluh persen kasus adalah idiopatik. Riwayat keluarga adalah faktor yang berperan pada kondisi ini.
- Skoliosis Kongenital
Skoliosis kongenital dimulai saat punggung bayi berkembang di dalam rahim ibu. Tulang belakang mungkin terbentuk tidak lengkap atau berbentuk abnormal akibat gagal membelah saat perkembangannya.
Sebagian kasus dapat dikenali oleh dokter saat bayi lahir, sebagian lainnya mungkin tidak disadari sampai usia remaja.
- Skoliosis Neuromuskuler
Skoliosis neuromuskuler adalah kelainan tulang belakang yang juga dapat disebabkan oleh kelainan saraf dan otot. Contohnya akibat spina bifida, kondisi yang disebabkan oleh pembentukan tabung saraf dan penutupan tulang belakang tidak sempurna.
Selain itu, cerebral palsy, kondisi ketika otak tidak dapat mengontrol gerakan otot hingga otot tidak dapat menopang tulang belakang dengan baik.
- Degeneratif
Banyak orang lanjut usia mengalami sendi tulang belakang yang aus maupun tulang belakang yang keropos (osteoporosis), berakhir pada kondisi skoliosis.
PENANGANAN
Terdapat dua hal yang dipertimbangkan dalam penanganannya, yaitu reduksi dan progresi. Reduksi adalah upaya mengurangi kelengkungan. Progresi adalah pertambahan lengkungan tulang belakang atau perburukan.
Penanganan skoliosis bergantung pada hasil penilaian derajat kurva tulang belakang oleh dokter.
Derajat ringan biasanya hanya memerlukan pengamatan rutin melalui foto rontgen untuk menilai progresi, apakah skoliosis menjadi semakin parah dan mulai membutuhkan penanganan khusus.
Pada skoliosis dengan kelengkungan tulang belakang berat yang cenderung memburuk, upaya reduksi adalah melalui:
- Penggunaan brace (korset)
Brace digunakan untuk mencegah progresi kelengkungan tulang belakang pada anak-anak dan dewasa. Pemakaian brace juga dapat diberikan bersama dengan terapi latihan, Pada kasus dewasa, brace diberikan dengan tujuan untuk meredakan nyeri kronis. Terdapat berbagai jenis brace, yaitu hard brace dan dynamic brace. Dynamic brace yang dipakai tidak akan terlihat karena tertutup pakaian dan tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari (Gambar 2). Namun beberapa kasus tetap membutuhkan hard braceGambar 2. Dynamic Brace
Penanganan lain yang dapat dilakukan oleh dokter ahli fisik dan rehabilitasi medik adalah program latihan khusus, konsultasi mengenai aktivitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien, pembuatan insole (alat bantu kaki) khusus untuk koreksi posisi telapak kaki agar skoliosis tidak memberat, serta penanganan nyeri punggung, pinggang, dan kaki.Seluruh penanganan ditujukan untuk mengatasi gejala yang mengganggu akibat skoliosis, mengoreksi kelainan bentuk tubuh lain dan mencegah progresivitas agar tidak berdampak pada organ lain. Salah satu dampak bahayanya adalah gangguan organ pernapasan.Jika tidak ditangani dengan tepat, skoliosis akan menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
- Masalah pernapasan akibat ruang dada yang mengecil dan paru-paru sulit mengembang
- Nyeri pinggang
- Hilangnya rasa percaya diri
- Kerusakan saraf yang ada pada tulang belakang
- Nyeri punggung menetap akibat gesekan-gesekan tulang belakang
PENCEGAHAN
Mayoritas kejadian skoliosis tidak dapat dicegah, kecuali penyebabnya adalah tulang yang keropos (osteoporosis).
Pencegahan osteoporosis dilakukan dengan cara mengonsumsi susu yang kaya akan kalsium, berjemur untuk mendapatkan vitamin D dari matahari, berolahraga, dan konsumsi makanan kaya protein hewani seperti telur, ikan, ayam, dan daging.
Saat anak-anak bersekolah, Anda mungkin khawatir dengan berat buku yang mereka bawa. Meskipun tas punggung yang berat dapat menyebabkan sakit punggung, tas punggung tersebut tidak akan menyebabkan skoliosis.
Lalu bagaimana dengan postur tubuh yang buruk? Cara seseorang berdiri atau duduk juga tidak mempengaruhi peluang mereka untuk mengalami skoliosis.
Tetapi tulang belakang yang melengkung memang dapat menyebabkan kemiringan yang nyata terlihat, misalnya ketika seseorang duduk maupun berjalan . Jika anak Anda terlihat tidak dapat berdiri tegak, mintalah dokter untuk memeriksa tulang belakangnya.
Jika skoliosis sudah dialami, derajat lengkungan tulang belakang dapat bertambah seiring berjalannya waktu. Jadi, penanganan harus secara aktif dilakukan untuk mencegah perburukan.
Deteksi dini adalah cara utama untuk mencegah bertambah beratnya lengkungan. Pemeriksaan tulang belakang sebaiknya dilakukan mulai dari masa kanak-kanak secara teratur.
Pencegahan perburukan adalah hal yang sangat mampu laksana asalkan pasien mampu melakukan terapi secara rutin.
Penulis:
dr. Ferius Soewito, Sp. KFR
Flexfree Musculoskeletal Rehabilitation Clinic
Smart Mind Center, Gading Pluit Hospital